Banjarmasin, Darurat Free Sex
Banjarmasin, Darurat Free Sex
Banjarmasin, darurat free sex! Begitulah tergambar dalam pemberitaan di media massa yang tiga bulan terakhir ini menunjukkan parigal pergaulan anak muda di Banjarmasin dengan kebebasan melakukan persetubuhan di hotel melati, di pub dan karaoke, di rumah kos, hingga di taman kota. Pergaulan yang tidak terkendali ini bukan saja dilakukan oleh orang dewasa, namun anak pelajar pun semakin merajalela. Mereka seperti tidak merasa bersalah dengan melakukan free sex - sekali pun wajah pelaku sudah dipertontonkan - melalui layar televisi dan foto diri di media cetak. Data yang tercatat tentang kasus kehamilan tidak diinginkan atau di luar nikah sebanyak 220 kasus dan 325 kasus persalinan remaja baik karena menikah di usia dini maupun di luar nikah yang rata-rata masih jenjang pendidikan SMP atau sederajat.
Sebuah mimpi buruk memang apabila setiap pagi membaca koran selalu disodori pemberitaan tentang tertangkapnya pasangan remaja di kamar hotel, malah trend yang berkembang terhadap prilaku persetubuhan di luar nikah ini dilakukan secara berkelompok. Tentu saja sambil menenggak minuman beralkohol atau mengisap sabu secara bergantian. Alasan tidak lagi rasional, tidak berani pulang, kemalaman di perjalanan, kendaraan rusak, hingga usai kerja kelompok dan seterusnya yang kalau diruntut sangat familiar, akan tetapi alasan tersebut ternyata topeng dihadapan aparat yang sudah menangkap basah prilaku free sex mereka. Lantas, siapa yang harus disalahkan dengan perlakukan remaja saat ini.
Menjamurnya hotel dengan tarif murah di tengah perkotaan, pub dan karaoke yang buka hingga dini hari, serta (sekali lagi) tontonan dan tayangan bebas tentang free sex di internet menjadi faktor utama terhadap kejadian pergaulan bebas ini. Menyimak hasil temuan oleh aparat kepolisian bahwa para remaja putri yang terjerumus pergaulan bebas ini awalnya karena keperawanan telah dirampas bujuk rayu sang pacar hingga akhirnya para remaja ini terpengaruh parigal free sex. Selian itu untuk mendukung penampilan yang serba mewah seperti media multimedia dan gadget, para remaja ini nekat mengambil jalan pintas dengan menjadi pekerja seks komersial dengan tarif khusus. Bayangkan pada usia dini para belia ini sudah menikmati persetubuhan yang dilarang agama, bahkan sesama temannya sendiri saling memberi informasi dan atau menjadi perantara untuk melakukan transaksi free sex di hotel atau tempat-tempat hiburan bahkan di luar kota.
Akibat persepsi dan pemaknaan yang salah tentang cinta tidak jarang para remaja yang jatuh cinta terlibat dalam pergaulan bebas dan permisif sehingga apapun boleh dilakukan asal dilakukan atas dasar suka sama suka karena cinta. Tidak ada lagi pertimbangan tentang sebab dan akibat atau berdasarkan hati nurani dan akal sehat. Atas nama cinta apa pun akan dilakukan, lantas baru merasa sadar ketika akibat dari pergaulan bebas tersebut membawa dampak yang negatif. Hukum ajaran agama Islam menjelaskan dengan tegas melarang persetubuhan di luar nikah karena dampak buruk yang diakibatkannya: "Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang sangat buruk (Al-Isra’ 32). Untuk itu sebagai remaja sebaiknya menghindari pergaulan bebas dan harus mendekatkan diri pada Tuhan, karena usia remaja membutuhkan bimbingan Tuhan seperti rajin beribadah dan berdoa pada Tuhan agar tidak terjerumus dalam free sex. Selain itu menjaga hubungan dalam keluarga secara harmonis harus terus dibangun setiap waktu. Antara anak dan orang tua harus saling menghormati dan menghargai sehingga terciptanya rasa saling mengasihi antara anggota keluarga, saling berbagai cerita dan pengalaman serta diperlukan sikap yang jujur dan terbuka dalam segala hal apapun yang terjadi di lingkungan keluarga. Banjarmasin tidak terdengar tawuran pelajar, juga tidak ada ulah suporter bola yang anarkis, namun saat ini Banjarmasin, darurat free sex. Untuk itu, setiap warga kota Banjarmasin hendaknya memelihara kebersamaan membangun kepribadian agamis dan bermoral agar pergaulan bebas dijauhkan dari kehidupan remaja.
(picture with kompasiana dan google.net)