Blog Nofq

Hikmah Saling Memaafkan. Mengucapkan kata maaf terkadang susah sekali bagi seseorang yang merasa dirinya benar menurut versinya sendiri. Apalagi mengucapkan kata maaf bagi tingkatan sosial dan kekayaan sebagai alat ukurnya serta derajat kekerabatan yang lebih tinggi kepada yang lebih fakir dan rendah - seolah-olah sebuah degradasi sosial karena seseorang yang meminta maaf selalu disejajarkan sebagai pihak yang bersalah. Untuk itu, permintaan maaf sebaiknya bukan hanya suara dari gerakan bibir semata, melainkan lahir sebagai getaran nurani yang paling dalam. Sehingga kata maaf yang dilafalkan terwujud pula pada sikap saling memaafkan.

Sahabat blogger menyatakan, minta maaflah dengan ikhlas. Dan. apabila minta maaf sudah ikhlas, maka kamu tidak akan terikat pada hasilnya, apakah akan dimaafkan atau tidak dimaafkan. Jika minta maaf dengan tujuan agar dimaafkan, maka itu belum mencapai nilai ikhlas. Seseorang akan kembali marah ketika permohonan maaf tidak diterima dan gembira ketika ucapan maafnya diterima. Jabat tangan maaf seperti ini masih dalam belenggu pada hasil dan jelas belum ikhlas. Minta maaflah sepenuh hati lalu serahkan dengan nurani yang bersih dan jujur apa pun reaksinya.

Hari raya idul fitri nuansa permintaan maaf menjadi sebuah tradisi yang hikmat. Semua yang kembali pada fitrah usai ramadhan akan saling memaafkan sebagai upaya jujur melebur segala kesalahan menjadi sebuah awal kebaikan, baik kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja bersatu menjadi nilai-nilai kebaikan hanya dengan ucapan maaf. Dan, hikmah saling memaafkan ada pada lafal dan nurani kita - ketika takbir bergema di ufuk syawal hingga keikhlasan terasa bersemi di dalam kalbu.

Allah Swt sangat senang dengan orang yang suka meminta maaf. Karena dengan permintaan maaf berarti seseorang mengakui kesalahan yang diperbuatnya. Sadar akan kesalahan terhadap orang lain, akan membawa kabaikan bersama serta meluruskan niat silaturahim - inilah hikmah besar saling memaafkan.