Ibadah untuk Akhlak Mulia

Ibadah untuk Akhlak Mulia

Ibadah untuk Akhlak Mulia - Kembali Lagi Pada Postingan Kali ini Blog Info-Kita.net Akan Berbagi Informasi Terbaru Khusus Buat Sobat semua yakninya tentang Ibadah untuk Akhlak Mulia, semoga bisa Bermanfaat ya Buat Sobat Semua.

Bila kita ingin mengetahui bagaimana dengan orang yang paling mengerti tentang Islam adalah ia yang paling mulia akhlaknya. Begitu pula orang yang paling berilmu sesungguhnya adalah orang yang paling takut kepada Allah SWT dengan dibuktikan melalui akhlak mulianya. Maka respon spontan kita mencerminkan apa yang ada di dalam hati. Misalnya, ketika anak SMA diumumkan kelulusannya, ia akan mengungkapkan isi hatinya dengan berbagai sikap, seperti coret-coret atau sujud syukur.

Respon spontan kita sesungguhnya mencerminkan sampai sejauh mana kualitas ibadah kita. Orang yang baik asli itu tidak akan pilih-pilih ke siapa ia akan berbuat baik, sedangkan orang yang baik palsu itu lebih bersifat topeng. Ia melakukan perilaku yang bagus, karena ada tujuan selain rido Allah SWT, seperti ingin mendatangkan pelanggan untuk dagangannya.

Kedudukan seseorang di sisi Allah SWT tak juga diukur oleh kekuatan ibadah semata. Tapi semua kemuliaan seorang yang paling benar Islam yang paling baik iman yang paling dicintai oleh Allah yang paling tinggi kedudukan dalam pandangan Allah dan yang akan menemani Rasulullah Saw ternyata ia yang paling mulia akhlaknya.

Kadang kita terpesona dengan topeng duniawi, tapi segera sesudah tahu akhlaknya buruk, maka akan berubah menjadi sebaliknya. Yakinlah bahwa Rasulullah Saw diutus ke dunia ini adalah utk menyempurnakan akhlak. Hal ini dinyatakan sendiri oleh beliau ketika menjawab pertanyaan seorang sahabat �Mengapa engkau diutus ke dunia ini ya Rasul?�. Rasul menjawab �Innama buitsu liutamimma makarimal akhlak� �Sesungguh aku diutus ke dunia hanyalah untuk menyempurnakan akhlak�.

Datangnya akhlak yang asli berasal dari hati yang selamat (qolbun salim). Seperti halnya teko, maka teko akan mengeluarkan apa yang ada di dalam isinya. Hati yang penuh penyakit maka akan keluar apa yang ada dalam hatinya berupa keburukan-keburukan akhlak. Apabila ia menghina, memang ia hina, jadi jangan ikut-ikut menghina apabila kita dihina.

Sayangnya banyak di antara kita lebih sibuk membersihkan rumah daripada membersihkan hati, atau kita lebih takut bajunya kotor daripada takut hatinya kotor. Maka jangan sampai ibadah ini tidak sampai mencapai tujuannya, yakni qolbun salim, karena yang akan berjumpa dengan Allah SWT adalah yang paling selamat hatinya.

"Hari yang padanya harta benda dan anak-pinak tidak dapat memberikan pertolongan sesuatu apapun, Kecuali orang-orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang selamat�. (Asy-Syu'araa [26] : 88 - 89)

Jangan sampai pula hati kita sibuk memperbanyak amal sepertinya kepada Allah SWT, tapi ternyata menghadap hati kepada makhluk, seperti ingin dilihat, dipuji, dihormati.

Sehingga akan sulit bagi orang yang berkeinginan berakhlak baik, jika hatinya hanya menghadap makhluk, hawa nafsu, syahwat, atau sikap khauf dan roja- nya (takut dan harap) kepada makhluk. Semestinya kepada makhluk itu kita memberikan yang terbaik, inginnya kita berbuat kebaikan kepadanya.

Bila diri merasa paling berjasa, paling lurus, kita tidak akan merasa nyaman dengan perasaan ini, orang lain pun sama tidak akan merasa nyaman. Tapi apabila kita lurus, maka akan terasa nyaman, orang lain pun akan merasa nyaman pula. Bila kita tidak merasa hatinya tidak nyaman, maka wajahnya pun akan terbawa suram, salah satu tandanya sulit untuk senyum.

Maka melalui ibadah itikaf yang sudah kita jalani ini, sejatinya tidak hanya menambah pahala shalat, tilawah, maupun tafakur kita, tapi juga harus menghasilkan peningkatan kualitas akhlak kita, dan adanya keinginan besar untuk orang lain pun bisa menikmati hidup bahagia dengan berbuat lurus.

Tanda itikaf berhasil di antaranya bagaimana kita bisa mengenal dengan baik siapa yang menyuruh berbagai ibadah ini. Ia akan bersemangat untuk menuntut ilmu mengenal Allah SWT. Ia tidak hanya berhenti di tahap ahli ibadah saja, melainkan juga di tahap ahli mengenal Allah SWT. Jadi jangan sampai ibadah apa pun hanya sampai menjadi rutinitas, tapi tidak memberikan pengaruh kepada hati kita.

Maka kita yang sudah sekuat tenaga untuk menahan diri di bulan suci ini, beribadah di malam-malamnya, jangan sampai kita lupa untuk memeriksa hati kita, sehingga alih-alih ibadahnya membawa perubahan kepada akhlak mulia, ibadahnya malah menjadi mengotori hati dengan sombong, ujub, riya.




By Chika Imut

Sumber

Demikianlah informasi yang dapat Info-Kita.net sampaikan. Semoga bermanfaat dan Beguna Hendaknya Buat anda semua pengunjung Blog Ini. dan Terima kasih kepada Sobat Semua yang telah membaca artikel Ibadah untuk Akhlak Mulia