[Mohon Masukan] Rencana Saya Untuk Keluar Dari Ego, Tahta, Kekayaan Duniawi

[Mohon Masukan] Rencana Saya Untuk Keluar Dari Ego, Tahta, Kekayaan Duniawi

[Mohon Masukan] Rencana Saya Untuk Keluar Dari Ego, Tahta, Kekayaan Duniawi - Kembali Lagi Pada Postingan Kali ini Blog Info-Kita.net Akan Berbagi Informasi Terbaru Khusus Buat Sobat semua yakninya tentang [Mohon Masukan] Rencana Saya Untuk Keluar Dari Ego, Tahta, Kekayaan Duniawi, semoga bisa Bermanfaat ya Buat Sobat Semua.

Pertamanya saya akan masukan theard ini ke forum lounge karena saya tidak tau dimana yang tepat saya harus memasukan theard ini bila salah mohon admin memindahkan theard saya ini. atau tolong masukannya kaskuser kemana theard ini harus saya taruh


Hampir setaun ini saya terus-terusan punya pikiran untuk meninggalkan semua hal-hal yang berbau harta dan uang. Memang betul di dunia ini kita semua membutuhkan uang unuk kehidupan sehari-hari. yang saya maksud meninggalkan harta dan segalanya yang berlebih. Sebelumnya saya akan menceritakan sedikit mengenai latar belakang saya. Saya dilahirkan dari keluarga yang berada. Saya anak bungsu dari empat bersaudara yang semuanya wanita. Perbedaan saya dan kakak-kakak saya cukup jauh. Ketiga kakak saya sudah mempunya keluarga masing-masing dan kakak pertama saya sudah terbilang orang yang sukses menjadi business woman. Orang tua saya hanya tinggal ibu saya. Bapak saya sudah tiada semenjak saya SD. Saat ini saya berumur 28 tahun. Kedua-kakak saya sudah berumur akhir kepala 3 dan akhir kepala 4.

Keluarga saya terbilang keluarga yang keras. Hampir setiap hari urat leher pasti keluar karena perdebatan ini itu. Pembantu rumah tangga disini kerap kali keluar masuk karena terkaget-kaget dengan kelakuan keluarga saya yang sangat gampang naik darah. Watak seperti ini tidak hanya ibu dan kakak-kakak saya, namun sayapun mempunya watak yang serupa. Mungkin kalau orang luar tidak mengenal baik keluarga saya akan sangat terkaget-kaget melihatnya. Keluarga saya mempunyai pendirian yang tegas. Terdidik dari keluarga medan yang keras dan disiplin. Namun seiring waktu saya mulai melihat sisi lain dari watak keras keluarga saya. Unsur material atau harta dan kedudukan juga berperan dalam gaya keras kelakuan keluarga ini. Berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan kedudukan dan hasil jeripayah yang mereka hasilkan. Ketika bapak saya meninggal �tahtah� kedudukan sementara berpindah tangan kepada ibu saya lalu saat ini kakak pertama saya yang melanjutkan bisnis keluarga kami. Bapak saya memulai karirnya benar-benar dari bawah. Dimulai dari menjadi kuli sampai bisa mempunyai kantor di berbagai mancanegara. Saya tau jeripayah ini harus terus dipertahankan dan diperjuangkan. Dan kewajiban itu jatuh di tangan kami. Namun menurut saya ini semua malah menjadi buah simalakama. Keluarga kami sudah bukan seperti keluarga. Keluarga ini sudah seperti sebuah unit yang isinya karyawan-karyawan. Saya tidak pernah melihat ibu saya adalah ibu saya atau kakak saya adalah kakak saya melainkan seperti manager, direktur dan karyawan. Begitu juga sebaliknya. Kami tidak pernah berkumpul layaknya keluarga atau berbincang-bincang layaknya keluarga. Sedari kecil saya dibesarkan oleh dua orang suster. Ibu saya sibuk dengan pekerjaannya dan dunia sosialnya. Sempat beranggapan bahwa suster saya adalah ibu saya. Hingga saat ini saya masih sering main-main berkunjung kerumah suster saya hanya untuk sekedar cerita-cerita. Saya tidak terbiasa cerita dan terbuka kepada ibu atau kakak saya. Saya pun tidak terbiasa bersentuhan fisik seperti memeluk ataupun sekedar mencium pipi ibu saya karena memang itu sangat amat jarang dilakukan sedari dulu. Saya tidak bilang ibu saya tidak perduli atau sayang kepada anak-anaknya. Hanya memang seperti itu keluarga saya. Dikala sakit ibu saya sangat khawatir dan sibuk panggil dokter dan sebagainya. Namun dikarenakan kami yang sudah terprogram kaku seperti ini pendekatan secara kekeluargaan tidak pernah berlaku.

Sedari kami kecil bila kami melakukan kesalahan hukuman yang kami dapat adalah ancaman untuk dicoret dari nama keluarga agar tidak mendapatkan hasil yang keluarga kami telah peroleh. Disini saya mulai berpikir bahwa nafsu duniawi sudah mengubah secara permanen pemikiran kami sebagai keluarga. Saat ini saya sedang berpikir keras untuk meninggalkan semua hal yang berbau harta dan kekayaan karena tidak selamanya harta tahta dan kekayaan dapat membuat hidup bahagia. Kalau banyak orang yang bilang omong kosong, seperti nya untuk saya tidak. Harta dapat membuat seseorang menjadi besar kepala, ego yang tinggi dan keras kepala. Diluar dari dermawan, rajin menyumbang sana sini dan sebagainya tetap saja disitu bermain pula sebuah ego dan gengsi. Saya ingin keluar dari nafsu duniawi ini. Bila terus-menerus saya terperangkap disini itu akan merusak mental saya dan keturunan saya nantinya. Banyak orang yang tidak yakin dengan keputusan saya. Melihat dari latar belakang saya yang sedari dulu ketergantungan dengan pembantu dan uang. Sedari lahir hingga saat ini tidak pernah terlepas dari AC, mobil dan rumah besar. Saya mempunya hobi yang harus mengeluarkan uang puluhan juta perbulannya. Saya mempunya penghasilan Rp. 45.000.000 perbulan dan hobi saya dan kebutuhan saya melebihi dari pendapatan saya. Keutuhan saya di tunjang dari bisnis keluarga ini begitu juga kakak-kakak saya dan ibu saya. Disini saya tidak berniat pamer atau sebagainya. Saya hanya ingin membuka semua mengenai diri saya. Saya mencintai keluarga saya namun saya tidak bisa terus terperangkap dengan nafsu duniawi seperti ini. Ancaman untuk saya tidak mendapatkan hasil dari jeripayah keluarga ini seperti rumah dan beberapa rumah yang tersebar di beberapa Negara saya ikhlaskan. Saya bersyukur terlahir di keluarga ini namun buat diri saya, saya lebih ingin keluarga saya mempunya sifat kekeluargaan yang kental daripada diperlakukan seperti karyawan yang sudah secara tidak sadar tergila-gila akan kasta dan kekayaan.

Insyaallah bila saatnya sudah tepat dekat-dekat waktu ini saya akan meninggalkan semuanya dibelakang. Saya akan membawa barang secukupnya dalam tas dan pergi untuk memulai hidup baru. Sedari dulu saya ingin sekali bekerja dalam bidang sosial di kota-kota kecil. Dulu saya pernah magang di kebun binatang, magang di organisasi anti narkoba dan mempunyai tujuan yang sama ketika saya sudah besar seperti saat ini untuk bekerja dibidang sosial. namun keluarga saya melarang keras dikarenakan pendapatan yang sangat minim. Saya akan pergi dengan uang hanya 10jt yang terbagi. 8jt di bank dan 2jt di tangan. Uang itu yang akan memulai hidup baru saya diluar Jakarta. 1 topi, 2 celana, 6 baju, 1 jaket, 2 sepatu, pembalut wanita, alat sholat, sleeping bag dan baju dalam secukupnya. Susah sudah pasti. Terbanting-banting mental dan fisik sudah pasti tapi ini semua harus saya lakukan untuk memulai hidup baru saya. Pertanyaan saya dimana kira-kira saya bisa memulai hidup baru saya yang juga dapat secara beriringan mendedikasikan hidup saya untuk membantu sesama yang membutuhkan. Adakah yang tau organisasi-organisasi di luar daerah yang dapat saya hubungi untuk saya dapat bergabung? Saya tidak mempunyai skills dibidang kedokteran atau sebagainya. Dulu saya berkuliah dalam bidang public relations. Saya tidak membutuhkan bayaran saya hanya ingin mendedikasikan hidup saya sebagai manusia untuk membantu makhluk hidup yang membutuhkan. Terimakasih sudah mau membaca keluh kesah saya semoga ada informasi dan masuskan yang membangun dan berguna untuk saya.



By Chika Imut

Sumber

Demikianlah informasi yang dapat Info-Kita.net sampaikan. Semoga bermanfaat dan Beguna Hendaknya Buat anda semua pengunjung Blog Ini. dan Terima kasih kepada Sobat Semua yang telah membaca artikel [Mohon Masukan] Rencana Saya Untuk Keluar Dari Ego, Tahta, Kekayaan Duniawi