Banjarbaru Book Fair Gerakan Minat Baca
Banjarbaru Book Fair Gerakan Minat Baca
Banjarbaru Book Fair gerakan minat baca warga Kalsel demikian terlihat dari antusius besar masyarakat dalam menghadiri gelaran pameran buku terbesar di wilayah Indonesia Bagian Timur, yakni kota Pendidikan Banjarbaru pada 30 Maret hingga 7 April 2013. Mungkin, ini yang pertama kali dilaksanakan di Kalimantan Selatan dalam rangka membangun minat baca warga yang belum sepenuh hati mencintai buku. Kota Banjarbaru telah menjadi pioner dan menginspirasi untuk membangun minat baca warga di daerah lain. Mengenalkan buku pada masyarakat mengarah pada pengembangan potensi bangsa dalam memberdayakan tradisi intelektual serta dapat membentuk karakter guna membentuk masyarakat dan bangsa yang maju dan memiliki kompetensi unggul serta mampu bersaing dengan bangsa lain yang telah maju. Pengunjung yang melimpah setiap waktu dibuka pameran buku sungguh membesarkan hati, apalagi orang tua yang datang bersama anak-anaknya, pelajaran bersama teman-temannya yang berlomba menemukan bacaan kesukaan di rak-rak buku, serta mahasiswa yang serius memilih literatur bagi kegiatan belajar di kampus merupakan pintu masuk dalam menggerakkan minat baca.
Anak dan remaja merupakan subjek utama dalam mengembangkan minat baca. Meningkatkan minat baca pada anak dan remaja memang agak sulit apabila orangtua tidak memulai dari diri sendiri. Jadi, orangtua yang sebaiknya menjadi teladan anak-anak untuk berperan dalam memacu upaya agar anak memiliki minat baca dan cinta buku Secara otomatis anak dan remaja akan menjadi familiar dengan kegiatan membaca. Ragam bacaan anak dan remaja yang disajikan penerbit buku juga sangat banyak dan menjadi daya tarik tersendiri bagi kegembiraan membaca, karena teknologi percetakan sudah mampu menciptakan gambar dan ilustrasi sesuai karakteristik usia belajar anak.
Adanya ketersediaan informasi yang terus bertambah akan bisa mengubah sikap dan perubahan ini bisa terjadi apabila informasi yang dibacanya cukup banyak dan beragam serta dalam jangka waktu yang lama, tentu di lingkungan keluarga hal ini bisa terjadi. Demikian pula motivasi setiap individu dalam masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan lainnya akan terjadi apabila tersedia sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi, seperti perpustakaan, partisipasi dan peran aktif pemerintah maupun profesional serta media massa cetak untuk membangun semangat memperoleh informasi sehingga terwujud keterbukaan dan kemudahan memperoleh informasi secara maksimal, diantaranya Banjarbaru Book Fair ini sebagai inspirasi dalam dinamika informasi yang murah dan dekat dengan masyarakat.
Memang saat ini kebutuhan membaca belum merupakan kebutuhan pemuas yang penting sebagaimana masyarakat memerlukan kebutuhan pakaian atau perumahan yang secara ekonomi sangat dominan. Selain itu faktor kurangnya gairah membaca untuk meningkatkan wawasan dan hal yang bermanfaat dari buku yang dibacanya. Sementara yang menggejala di masyarakat adalah kebiasaan membaca buku belum menjadi tradisi keseharian atau budaya masyarakat secara keseluruhan, termasuk di lingkungan sekolah di mana sebagian besar anak dan remaja berada dan sudah seharusnya menyukai bacaan. Mungkin yang terakhir adalah kurangnya promosi dari berbagai pihak untuk meningkatkan minat baca dengan kegiatan yang mendukung supaya antusias membaca masyarakat meningkat, sebut saja terobosan Banjarbaru Book Fair gerakan minat baca sebagai gelaran yang dinantikan semua orang.